RA Darussalam Bogor

Jumat, 01 April 2011

Brosur

KEMENTERIAN AGAMA

RAUDHOTUL ATHFAL DARUSSALAM

(RA / TK Islam)

(Izin operasianal nomor 012320317218)

I.PEMBUKAAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sholawat serta salam semoga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan setiap insan berfikir untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Anak merupakan amanah Allah, yang di kemudian hari dipertanggungjawabkan dihadapanNya. Kami menyadari tanggung jawab orang tua terhadap anak begitu besar namun dengan berbagai kegiatannya sehingga tugas tersebut seringkali terabaikan. RA / TK Islam Darussalam yang beralamat di Jln Raya Pemda pasir jambu hadir untuk membantu , membimbing dan mengembangkan anak usia dini agar mereka kelak menjadi anak yang sholeh dan sholehah taat kepada Allah, Rosul dan kepada orang tua serta lebih siap menghadapi pendidikan selanjutnya (MI/SD).

Berdasarkan petunjuk pelaksana Kalender pendidikan madrasah dan berakhirnya tahun pelajaran 2010-2011 maka dengan ini

RAUDHOTUL ATHFAL (RA) DARUSSALAM

MEMBUKA PENDAFTARAN MURID BARU

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

II.Tujuan

1. Membentuk Aqidah Akhlak anak usia dini sehingga dapat mengenal Islam sedini mungkin dan sekaligus dapat mempraktekkan ibadah sejak dini.

2. Memprsiapkan anak agar lebih siap ketika memasuki jenjang pendidikan selanjutnya

( MI/SD).

3. Mengembangkan daya pikir,daya cipta dan kreatifitas anak melalui cerita, bertepuk, bernyanyi dan bermain.

III. Pencapaian Target

Setelah mengikuti pendidikan diharapkan anak mampu

1.Membaca dan menulis Al Qur’an

2.Membaca dan menulis huruf latin

3.Mengenal dasar-dasar berhitung

4.Mengenal dasar-dasar Islam

5.Mengenal dasar-dasar bahasa Arab

6.Mengenal dasar-dasar bahsasa Inggris

IV. Materi Pelajaran

1.Baca tulis huruf Al qur’an

2.Baca tulis huruf latin

3.Keterampilan

4.Kesenian

5.Bahasa Inggris

6.Olah Raga

7.Melukis/Menggambar

V. Fasilitas

1. 2 lokal ruang belajar

2. 1 ruang guru

3. Alat-alat bermain

- 4 buah ayunan

- 1 buah jungkitan

- 1 buah serodotan

- 1 buah menara

- 1 buah menara pelangi

- 1 buah putaran

VI. Syarat – Syarat pendaftaran

1.Membayar uang Pendaftaran Rp 25.000,-

2.Mengisi formulir pendaftaran

3.Usia 4 s/d 6 tahun

4.Photo copy keterangan lahir/akte kelahiran

5. semua berkas di masukan kedalam maf

VII. Biaya

1. Buku paket Rp 150.000,-

2. Baju seragam 3 ½ stel Rp 375.000,-

3. 1 buah tas cantik Rp 42.500,-

4. Iuran bulan juli Rp 57.500,-

5. Iuran Bangunan Rp 125.000,-

Jumlah Rp 750.000,-

( Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)

VIII. Waktu dan tempat

Dibuka pendaftaran mulai 1 April s/d 29 juli 2011 setiap jam kerja pukul 08.00 s/d 12.00 wib.

Tempat Pendaftaran

RA Darussalam

Jl Raya Pemda Pasir Jambu Rt 04/1 Sukaraja Kab.BogorTelp:(0251)8663819/8665535/085781357338

Email: anaksholeh.in1@gmail.com

Blog : www.Raudhotul athfal Darussalam blogspot.com

( Belakang Masjid Darussalam)

Sabtu, 17 Januari 2009

Menag Komitmen Memajukan Pendidikan Islam


Foto

Jakarta, 16/1 (Pinmas) - Departemen Agama sebagai penanggungjawab pendidikan Islam di Indonesia memikul tugas dan tanggungjawab sejarah yang besar. Karena itu Menteri Agama Dr. Muhammad Maftuh Basyuni menyatakan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.

"Sebagai Menteri Agama, saya berkomitmen dan bertanggungjawab untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam di negeri yang saya cintai ini," kata Maftuh saat membuka rapat kordinasi dan seminar pendidikan nasional "Pembangunan Pendidikan Islam" di Jakarta, Kamis malam (15/1).

Menurutnya, tanggungjawab itu bukan saja bersifat administrasi-kenegaraan, melainkan tugas kekhalifahan yang diamanatkan oleh Allah SWT dan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapanNya kelak di yaumul makhsyar.

"Bagaimana kita sebagai aparat Depag, akan menghadap Allah SWT jika amal salih kita, tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada kita sebagai penanggungjawab pendidikan Islam tidak kita laksanakan secara amanah?"

Maftuh mengungkapkan, dirinya tidak mau menjadi orang yang muflis (bangkrut) sebagaimana digambarkan oleh Nabi Muhammad Saw, akibat amal yang tidak sepadan dengan amanah yang harus ditunaikan kepada para pendidik, anak didik, orang tua yang menitipkan anak-anaknya di lembaga pendidikan Islam dan stakeholders lainnya.

Dikatakan, bahwa para pendiri (founding fathers) Departemen Agama amat menyadari potensi besar pendidikan Islam saat itu perlu pewadahan dan pengaturan yang tepat agar anak-anak muslim dari berbagai strata bisa melakukan mobilisasi sosial dengan memperoleh akses pendidikan yang layak.

Tugas sejarah itu telah dilaksanakan dengan baik ketika Kementrian Agama saat itu melakukan konsolidasi administrasi lembaga-lembaga Islam secara nasional, termasuk lembaga pendidikan Islam yang sebelumnya mengalami marjinalisasi akibat politik pendidikan penjajah Belanda.

"Tugas kita sekarang adalah melanjutkan perjuangan pendahulu kita dengan melakukan upaya serius dan investasi di bidang pembangunan pendidikan Islam yang lebih bermakna, tepat sasaran dan berorientasi mutu," kata menteri seraya mengingatkan agar jangan cepat puas dengan prestasi yang sedikit. "Teruslah berimprovisasi dan berinovasi mencari jalan-jalan pembaharuan," pinta Menag Maftuh.

Sementara Dirjen Pendidikan Islam Prof Dr Mohammad Ali mengatakan, anggaran pendidikan pada tahun 2009 meningkat signifikan sebagai bukti dari komitmen pemerintah untuk memenuhi tuntutan Undang-Undang Dasar 1945.

"Alokasi Anggaran pendidikan Islam tahun 2009 ini mencapai Rp 21,998 trilyun, dengan perincian anggaran di pusat 6,31 persen, anggaran di kanwil-kanwil 82,09 persen dan anggaran di PTAIN 11,6 persen," paparnya.

Dirjen melaporkan, rakor dan seminar pembanguan pendidikan Islam diikuti 250 peserta terdiri dari pejabat eselon I dan II Depag, para rektor UIN/IAIN dan Ketua STAIN serta para kepala Kanwil. Narasumber yang diundang antara lain, Prof Dr Fasli Djalal (Diknas), KH Ahmad Mustofa Bisri, Drs Farid Wajdi (Wagub Kaltim). (ks)

Diupload oleh : ra (-) | Kategori: Menteri Agama | Tanggal: 16-01-2009 11:25

Senin, 12 Januari 2009

Anak Yatim Dimuliakan

2-01-2009 07:45 WIB

SUKARAJA – SETIAP 10 Muharram, anak yatim mendapatkan perlakuan istimewa. Ya, warga memuliakan anak yatim dengan merayakan lebarannya. Seperti warga Desa Pasirjambu Kecamatan Sukaraja yang mengadakan bakti sosial dengan menyantuni anak yatim.

Pada kegiatan ini, 52 anak yatim mendapat kadeudeuh dalam bentuk uang. Jumlah anak yatim yang menerima santunan tahun ini menurun dibandingkan tahun ini, yakni mencapai 62 orang.

Menurut Kades Pasirjambu Cecep Khairudin, kegiatan baksos ini rutin untuk memuliakan anak yatim sekaligus peresmian Posyandu Kenanga I. Dengan keberadaan posyandu, diharapkan kesehatan warga terjaga. ‘’Posyandu ini untuk mencegah penyakit maupun pemeriksaan ibu hamil dan balita,’’ kata Cecep.

Kegiatan serupa berlangsung di Kampung Kukun RT 06/02 Desa Tegalpanjang Kecamatan Cariu. Santunan ini sebanyak 200 orang dan memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid.

Menurut Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Informasi dan Komunikasi Max Sopacua, pihaknya sangat memuliakan anak yatim. Kegiatan ini tulus sebagai bentuk perhatian kepada anak yatim merayakan lebaran.

‘’Sebenarnya tidak harus pada lebaran anak yatim, kapanpun bisa membantu anak yatim dan meringankan beban anak-anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari,’’ kata Max. (cr1)

(Redaksi)

Sabtu, 10 Januari 2009

Guru TK di Kemayoran Diduga Aniaya Murid

JAKARTA - Kasus kekerasan di dunia pendidikan tidak hanya terjadi di tingkat dasar, menengah, dan atas. Pada level pendidikan usia dini pun kasus kekerasan sudah mulai terjadi.

Begitu sepenggal cerita dari TK Kristen Kanaan, Jalan Kran Raya No 7 Kemayoran, Jakarta Pusat. Salah seorang gurunya yang bernama Linda dilaporkan ke polisi karena diduga menganiaya muridnya di tingkat play group.

Adalah Ben Christopher Benedict (3,5 tahun), yang menjadi korban Linda. Anak tunggal pasangan Mirah Nugraha (33) dan Eko Agus Cahyono (33) itu kini trauma dan tidak mau sekolah karena takut kejadian serupa dialaminya lagi.

"Awalnya Ben mengaku hanya dicubit gurunya, tapi masa dicubit hingga bengkak-bengkak di seluruh kakinya," ujar Mirah, ibu korban kepada okezone di Jakarta, Jumat (9/1/2009)

Rasa kesal dan kecewa Mirah semakin menjadi karena pihak sekolah tidak memberikan penjelasan jernih. Mereka pun melarang dirinya bertemu dengan Linda. Bahkan, fatalnya mereka menuding Ben berbohong.

"Saat menerima rapor, wali kelasnya mengatakan Ben sering tidak fokus belajar, saya jawab ya namanya anak-anak, wajar dong. Kan masih kecil, dan tidak mungkin anak kecil berbohong," ujarnya.

Mirah menjelaskan, Ben mulai berubah setelah peristiwa penganiayaan di sekolah. Ketika pulang sekolah dia menangis, tidak mau mandi, dan sering murung. "Saat tidur pun sering mengigau," ungkapnya.

Tidak puas atas penjelasan pihak sekolah, akhirnya Mirah dan suaminya memutuskan untuk melaporkan persoalan ini kepada pihak berwajib. Warga Jalan Laksamana Raya itu menginginkan agar putranya divisum untuk memastikan penyebab lukanya.


"Saya melaporkan ke Polres Jakarta Pusat dan membawa anak saya untuk divisum di RSCM, kita tunggu hasil visumnya saja," pungkasnya.

(ful)

Guru TK, Linda Diduga Kerap Lakukan Kekerasan

JAKARTA - Orangtua Ben Christopher Benedict (3,5) tidak hanya melaporkan perbuatan sang guru, namun juga mengajukan surat pindah sekolah dari Taman Kanak-kanak (TK) Kristen Kanaan.

Orangtua Ben, murid yang diduga mendapat perlakuan kasar dari gurunya, Linda berniat memindahkan anaknya dari TK Kristen Kanaan.

"Guru di sekolah itu memang kerap mencubit dan menendang. Namun karena tak ada yang melaporkan maka pihak sekolah tidak jera melakukan itu. Dengan maksud jera dan menjadi perhatian bagi orangtua lainnya, saya sudah meminta surat pindah dari sekolah itu," ujar ibunda Ben, Mirah saat dihubungi okezone, Sabtu (10/1/2009).

Menurut Mirah, berdasarkan cerita Ben saat dia melihat kaki anaknya biru lebam, dia menanyakannya kepada anaknya. Semula anaknya tak mengatakan apa-apa. "Saya tanya adek kenapa? Jatuh atau apa. Dia bilang bukan. Terus dia bilang dicubit. Saya tanya dicubit siapa? Dia bilang sama gurunya. Kenapa kok dicubit? Iya dibilangin jangan jalan-jalan di sekolah," paparnya.

Kejadian tersebut, lanjutnya, terjadi pada Selasa 6 Januari lalu. Mirah yakin anaknya tidak mungkin berbohong. Akhirnya, pada
Kamis 8 Januari, dia melaporkan pihak guru ke Polres Kramat Jakarta Pusat.

Sejak peristiwa itu, Mirah mengatakan Ben kerap murung. Namun saat ini, kondisi Ben yang sudah tiga hari tidak masuk sekolah, sudah mulai ceria lagi.

(lsi)

Walikota Dukung Rencana Fatwa Rokok


JUANDA - Rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram merokok didukung Walikota Bogor Diani Budiarto. Orang nomor satu di Kota Bogor itu mengungkapkan, jauh sebelum wacana MUI mengeluarkan fatwa larangan merokok, Kota Bogor sudah menerapkannya.

Walikota terpilih ini menambahkan, dirinya sangat mendukung MUI jika mengeluarkan fatwa haram rokok. Sebab hal tersebut akan memperkuat aturan pelarangan merokok di Kota Bogor. “Larangan merokok itu sudah kita terapkan di Kota Bogor. Jadi, pastilah kita dukung kalau MUI mengeluarkan fatwa tentang pelarangan merokok,” tegas Diani.

Menurut Diani, titik pelarangan merokok di Kota Bogor yakni tempat-tempat umum, kantor pemerintahan, sekolah, dan tempat ibadah. “Kita sudah buatkan aturan agar tempat-tempat umum, kantor pemerintah, sekolah, dan masjid tidak boleh dijadikan tempat merokok, tetapi mental masyarakat yang kurang bagus sehingga banyak juga yang melanggarnya,” kata Diani.

Karena itu kata dia, masyarakat harus menyadari pentingnya larangan merokok, sebab tidak hanya menganggu orang lain, tetapi juga merusak kesehatan.

Ketika ditanya mengapa pemkot tak memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar? Diani mengatakan, yang diatur bukan orang banyak dan tidak mungkin para perokok itu ditangkap satu-satu saat merokok di tempat umum. Karena itu, kata diani, yang paling penting adalah kesadaan masyarakat itu sendiri.

“Kalau ditangkap di mau dikemanakan mereka? Sementara Paledang itu sangat sempit,” kata Diani sedikit bergurau.

Dukungan Pemkot Bogot terhadap fatwa pelarangan merokok tak hanya melalui lisan saja, tetapi pemkot juga sudah tak menerima lagi permohonan pemasangan baliho rokok di dalam kota. Baliho rokok yang telanjur berdiri sebelum aturan pelarangan merokok dikeluarkan tidak akan diperpanjang lagi.

Karena itu, 2011 mendatang Kota Bogor akan bebas dari baliho rokok. Pelarangan merokok di Kota Bogor juga merupakan upaya untuk menjadikan Kota Bogor sebagai kota sehat. Bahkan, Pemkot Bogot berencana membuat Perda tentang larangan merokok.

Fatwa larangan merokok masih menjadi kontroversi dari berbagai kalangan, bahkan di kalangan umat Islam sendiri masih berbeda pendapat. (rid)

(Redaksi)

10-01-2009 03:20 WIB Terkait Pembubaran UPTD Pendidikan Pegawai UPTD tak Perlu Resah SUKADAMAI – ADANYA rencana pembubaran UPTD Pendidikan seiring di

10-01-2009 03:20 WIB

SUKADAMAI – ADANYA rencana pembubaran UPTD Pendidikan seiring dibentuknya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Chasrodi meminta kepada semua pegawai yang selama ini bekerja di UPTD tidak resah dengan perubahan tersebut. Pasalnya semua pegawai, baik PNS maupun yang belum PNS, akan tetap dipekerjakan dan hanya lokasi kerja yang berubah.

“Untuk penilik PLS dan pengawas TK/SD tetap difungsikan sesuai tugasnya, yakni akan dibentuk suatu forum atau kelompok kerja di setiap kecamatan,” ujar Chasrodi saat rapat konsolidasi bersama UPTD dan kepala sekolah se-Kota Bogor di SDN Sukadamai 3, kemarin.

Chasrodi menjelaskan, pegawai lain akan ditarik sebagian ke Dinas Pendidikan. Sedangkan yang lainnya ditempatkan di sekolah atau kecamatan sesuai kebutuhan, tergantung kebijakan bagian kepegawaian.

Sementara untuk pembinaan tentang ketenagakerjaan, sarana dan rehabilitasi akan langsung ditangani Dinas Pendidikan. Sedangkan teknis edukasi tetap dilaksanakan pengawas dan penilik di masing-masing kecamatan dengan koordinator pengawas (korwas) dibantu musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS).

“Tidak perlu khawatir, apa pun kebijakannya kita laksanakan dengan besar hati. Toh, nanti akan ada evaluasi apakah kebijakan itu efektif atau tidak untuk meningkatkan mutu pendidikan,” imbaunya.

Mengantisipasi penumpukan pekerjaan di bidang pendidikan dasar Disdik, karena sebagian tugas UPTD beralih ke Disdik, Chasrodi mengaku tidak akan berpengaruh besar. Sebab, masalah ketenagakerjaan akan masuk ke bagian TU bidang kepegawaian. Demikian pula masalah sarana dan rehabilitasi sekolah sudah ada bagian tersendiri yang menangani.(rit)

(Redaksi)